Posted by : Dewi Purnamasari
Selasa, 15 Oktober 2019
SUMBER
DAYA MANUSIA
1. JOB ANALYSIS (ANALISIS PEKERJAAN)
A. PENGERTIAN
Analisis
jabatan terdiri atas dua kata, analisis dan jabatan. Analisis merupakan
aktivitas berpikir untuk menjabarkan pokok persoalan menjadi bagian, komponen,
atau unsur, serta kemungkinan keterkaitan fungsinya. Sedangkan jabatan adalah
sekumpulan/sekelompok tugas dan tanggung jawab yang akan, sedang dan telah
dikerjakan oleh tenaga kerja dalam kurun waktu tertentu. Menurut para ahli
analisis pekerjaan adalah :
Analisis
pekerjaan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas untuk mengkaji, mempelajari,
mengumpulkan, mencatat, dan menganalisis ruang lingkup suatu pekerjaan secara
sistematis dan sistemik (Sastrohadiwiryo, 2002:127).
Analisis
jabatan merupakan bagian dari perencanaan sumber daya manusia. Menurut Flippo
(1994), “Analisis jabatan adalah proses mempelajari dan mengumpulkan informasi
yang berhubungan dengan operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaaan tertentu.”
Flippo menekankan bahwasanyaa ada dua kegiatan utama dalam analisis jabatan,
yaitu mengumpulkan informasi tentang operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaan
dan mempelajarinya lebih mendalam.
B. TUJUAN
ANALISIS JABATAN
Analisis
pekerjaan dipakai untuk berbagai tujuan, baik sektor publik maupun sektor
swasta. Berikut ini tujuan dari analisis pekerjaan :
·
Job description, yang berisi informasi
pengeidentifikasian pekerjaan, riwayat pekerjaan, kewajiban-kewajiban
pekerjaan, dan pertanggungjawaban, spesifikasi pekerjaan atau informasi
mengenai standar- standar pekerjaan.
·
Job classification,penyusunan
pekerjaan-pekerjaan ke dalam klas-klas, kelompok-kelompok, atau jenis-jenis
berdasarkan rencana sistematika tertentu. Rencana sistematika tradisional
biasanya didasarkan pada garis kewenangan organisasi, isi tugas/pekerjaan yang
didasrkan pada teknologi, dan tugas/pekerjaan ini pada gilirannya didasarkan pada
perilaku manusia.
·
Job evaluation,suatu prosedur
pengklasifikasian pekerjaan berdasarkan kegunaan masing-masing di dalam
organisasi dan dalam pasar tenaga kerja luar yang terkait.
·
Job desing instructuring,meliputi
usaha-usaha untuk mengalokasi dan merestrukturalisasikan kegiatan-kegiatan
pekerjaan ke dalam berbagai kelompok.
·
Personal
requirement/spesifications,berupa penyusunan persyaratan-persyaratan atau
spesifikasi-spesifikasi tertentu bagi suatu pekerjaan, seperti
pengetahuan(knowledge), ketrampilan(skills), ketangkasan(aptitudes),
sifat-sifat dan ciri-ciri(attributes and traits) yang diperlukan bagi
keberhasilan pelaksanaan suatu pekerjaan.
·
Performance appraisal,tujuan penting
daripada penilaian performansi ini adalah dengan maksud untuk mempengaruhi dari
para pekerja melalui keputusan-keputusan administrasi, seperti promosi,
pemberhentian sementara (lay off), pemindahan(transfer), kenaikan gaji, memberi
informasi kepada para pekerja tentang kemampuan-kemampuan dan
kekurangan-kekurangan yang berkaitan dengan pekerjaannya masing-masing.
·
Worker training,untuk tujuan-tujuan
pelatihan.
·
Worker mobility, ,untuk tujuan mobilitas
pekerja(karir), yaitu dinamika masuk-keluarnya seseorang dalam posisi-posisi,
pekerjaan-pekerjaan, dan okupasi-okupasi tertentu.
·
Efficiency,ini mencakup penggabungan
proses kerja yang optimal dan rancangan keamanan dari peralatan dan fasilitas
fisik lainnya dengan referensi tertentu pada kegiatan-kegiatan kerja, termasuk
prosedu-prosedur kerja, susunan kerja dan standar-standar kerja.
·
Safety,sama dengan efisiensi, tapi
perhatiannya lebih diarahkan pada identifikasi dan peniadaan perilaku-perilaku
kerja yang tidak aman, kondisi-kondisi lingkungan.
·
Human resource planning,ini meliputi
kegiatan-kegiatan antisipatif dan reaktif melalui suatu organisasi untuk
memastikan organisasi tersebut memiliki dan akan terus memiliki jumlah dan
macam orang pada tempat yang tepat, waktu yang tepat, dll.
·
Legal/quasi legal requirements,aturan-aturan
dan ketentuan-ketentuan lainnya yang berkaitan dengan organisasi.
C. MANFAAT ANALISIS
PEKERJAAN
·
Analisis pekerjaan mempunyai manfaat
dalam suatu pengorganisasian, antara lain :
·
Analisis susunan kepegawaian (Informasi
pekerjaan)
·
Desain Organisasi (menganalisis elemen,
menyusun posisi organisasi)
·
Redesain pekerjaan (untuk meningkatkan
metode pekerja, mengurangi kesalahan, eliminasi yang tidak perlu, perbaikan
kinerja)
D. TAHAPAN ANALISIS
PEKERJAAN
Dalam
analisis pekerjaan terdapat dua langkah utama yang harus dilakukan, yaitu
(1) penentuan
tugas-tugas utama, kegiatan-kegiatan, perilaku-perilaku atau
kewajiban-kewajibanyang akan dilaksanakan dalam pekerjaan.
(2) penetapan
pengetahuan (knowledge), kemampuan-kemampuan (abilities), kecakapan-kecakapan
(skills), dan beberapa karakteristik lainnya (faktor-faktor kepribadian, sikap,
ketangkasan atau karakteristik fisik dan mental yang di perlukan bagi
pekerjaan) yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas-tugas.
E. JENIS ANALISIS
PEKERJAAN
a.
Analisis Pekerjaan Tradisional
(Traditional Job Analysis)
Model
tradisional ini hanya mencari informasi sekitar tiga aspek, antara lain
tanggung jawab yang merinci unit organisasi kepada mana suatu kedudukan harus
bertanggung jawab, harus tunduk kepada pengarahan dan bagian pelaksanaan,
skewajiban-kewajiban umum dari seseorang yang sedang memegang suatu kedudukan,
kualifikasi-kualifikasi minimal yang diterima sebagai kelayakan.
b.
Analisis Pekerjaan yang beroreientasi
hasil (Ersult-oriented Jobs Description atau RODs)
Analisis
pekerjaan yang berorientasikan hasil ini merupakan suatu kehidupan kecil di
dalam program-oriented budget yang bermanfaat bagi produktivitas.
F. METODE
PENGUMPULAN INFORMASI ANALISIS JABATAN
METODE
ANALISIS JABATAN
·
Kuestioner
·
Observasi
·
Wawancara
·
Catatan kerja(logbook)
·
Kombinasi
Untuk
memperolah informasi analisis pekerjaan dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Metode yang umum digunakan dalam mengumpulkan informasi adalah observasi,
wawancara, dan angket.
·
Metode Observasi
Metode
observasi adalah metode yang digunakan dalam mengumpulkan informasi dengan
mengamati individu yang melakukan pekerjaan itu dan mencatatnya untuk
menguraikan tugas dan kewajiban yang dilakukannya. Metode observasi sangat
tepat jika dilakukan pada jenis pekerjaan yang bersifat pengulangan. Penggunaan
metode observasi memungkinkan analisis dilakukan dekat dengan suasana pekerjaan
dilapangan. Walaupun sifatnya pengamatan, namun tidak seharusnya analis
mengamati secara kontinyu perkembangan dari waktu ke waktu. Penggunaan work
sampling dan employee diary/log.
·
Metode Wawancara
Pekerja
diseleksi dan diwawancara secara langsung ditempat pekerjaan meraka atau mereka
yang terkait langsung dengan pekerjaan yang dianalisis. Tiga jenis wawancara
dapat digunakan untuk mengumpulkan data analisis jabatan, yaitu wawancara
individual, wawancara kelompok, dan wawancara penyelia (Dessler : 1997). Dalam
beberapa keadaan, seperti pekerjaan yang diarahkan oleh tim, dapat juga
digunakan wawancara kelompok. Salah satu kelemahan metode wawancara adalah
sangat memakan waktu, khususnya jika pewawancara berbicara dengan dua atau tiga
pegawai yang melakukan setiap pekerjaan.
·
Metode Angket
Dengan
mengunakan angket, yang bersangkutan diminta untuk memberikan data-data
mengenai jabatannya dangan kata-kata sendiri. Analis meminta karyawan mengisi
kuisioner untuk menggambarkan tugas-tugas yang berkaitan dengan jabatan dan
tanggung jawab mereka. Keuntungan utama dari metode kuisioner angket adalah
informasi atas sejumlah pekerjaan dapat dikumpulkan secara murah dan dalam waktu
yang relative singkat. Sebaliknya, metode angket memerlukan waktu yang lama
untuk menguji kuisioner tersebut.
2. HUMAN RESOURCE PLANNING
(PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA)
A. PENGERTIAN
Perencanaan
sumber daya manusia adalah proses analisis dan identifikasi yang
dilakukan organisasi terhadap
kebutuhan akan sumber daya manusia,
sehingga organisasi tersebut dapat menentukan langkah yang harus diambil guna
mencapai tujuannya. Selain itu, pentingnya diadakan perencanaan sumber daya
manusia ialah organisasi akan memiliki gambaran yang jelas akan masa depan,
serta mampu mengantisipasi kekurangan kualitas tenaga
kerja yang diperlukan.
Berikut
dibawah ini adalah beberapa definisi dan pengertian SDM menuru para ahli :
·
Pengertian Perencanaan SDM
menurut Andrew E. Sikula (1981:145), Perencanaan sumber daya manusia
adalah proses menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti mempertemukan
kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya berinteraksi dengan rencana organisasi”.
·
Pengertian Perencanaan SDM
menurut Robert L. Mathis Dan Jhon H. Jacson (2001), Perencanaan sumber
daya manusia adalah proses analisis dan identifikasi tersedianya dan kebutuhan
akan sumber daya manusia sehingga organisasi tersebut dapat mencapai tujuan.
·
Pengertian Perencanaan SDM
menurut William B. Werther dan Keith Davis, Perencanaan SDM adalah
perencanaan yang yang sistematis untuk meramalkan kebutuhan pegawai (demand)
dan ketersediaan(supply) pada masa yang akan datang, baik jumlah maupun
jenisnya sehingga departmen SDM dapat merencanakan pelaksaan rekrutmen,
seleksi, pelatihan, dan aktifitas lain dengan baik.
·
Pengertian Perencanaan SDM
menurut Mondy & Noe (1995), Perencanan SDM adalah proses yang secara
sistematis mengkaji keadaan sumber daya manusia untuk memastikan bahwa jumlah
dan kualitas dengan ketrampilan yang tepat, akan tersedia pada saat mereka
dibutuhkan”.
B. SYARAT
Terdapat
beberapa syarat untuk membuat sebuah perencanaan SDM yang baik, yakni:[1]
b.
Harus mengumpulkan dan
menganalisis informasi tentang SDM dalam
organisasi tersebut secara lengkap.
c.
Mempunyai pengalaman luas
tentang analisis pekerjaan (job analysis), kondisi organisasi, dan persediaan
SDM.
d.
Harus mampu membaca situasi SDM saat ini
dan masa mendatang.
f.
Mengetahui secara luas peraturan dan kebijaksanaan
pemerintah, khususnya yang menyangkut tenaga kerja.
C. TAHAPAN
PERENCANAAN SDM
Seperti
yang disebutkan sebelumnya bahwa Perencanaan SDM adalah sebuah proses atau
aktivitas yang membantu perusahaan untuk mendapatkan karyawan yang tepat pada
pekerjaan yang tepat dalam waktu dan jumlah yang tepat juga. Oleh karena itu,
diperlukan tahapan yang sistematis untuk mencapai tujuan tersebut. Berikut ini
adalah tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh manajemen perusahaan (dalam hal
ini adalah manajer SDM) pada proses Perencanaan Sumber Daya Manusia
atau Human Resource Planning ini.
1. Menganalisis Tujuan
Organisasi
Tahap
Pertama dalam Perencanaan SDM adalah menganalisis tujuan yang ingin dicapai
oleh organisasinya. Tujuan organisasi disini dapat diurai menjadi tujuan yang
lebih focus pada tujuan yang ingin dicapai oleh unit kerja atau bagian tertentu
seperti bagian produksi, bagian pemasaran ataupun bagian keuangan.
Tujuan-tujuan tersebut kemudian ditetapkan sebagai tujuan fungsional atau
tujuan departemen. Pemisahan tujuan dan rencana keseluruhan ini menyediakan
penilaian kebutuhan sumber daya manusia untuk setiap departemen dan kegiatan.
Dengan mengetahuinya tujuan dan arah organisasi ini, akan memberikan ide
ataupun gambaran tentang pekerjaan apa yang harus dilakukan dalam organisasi.
Apabila
tujuan organisasi adalah pertumbuhan dan perluasan yang cepat, maka dibutuhkan
lebih banyak tenaga kerja di semua kegiatan fungsional dan departemen untuk
memenuhi tantangan peningkatan pangsa pasar, keuangan, ukuran aset, pasar baru,
inventaris dan riset produk baru. Strategi pertumbuhan baru organisasi
membutuhkan sejumlah besar tenaga kerja terampil. Departemen Sumber Daya
Manusia perlu melakukan rekrutmen dan pelatihan cepat untuk memenuhi kebutuhan
sumber daya manusia organisasi.
2. Melakukan Inventarisasi
Sumber Daya Manusia Saat Ini
Setelah
mengetahui Pekerjaan yang tersedia melalui analisis tujuan organisasi, tahap
selanjutnya adalah mengetahui informasi-informasi tentang sumber daya manusia
yang tersedia saat ini. Mulai dari jumlah tenaga kerja, kapasitas dan
kemampuan, latar belakang pendidikan, kinerja hingga potensi-potensi mereka.
Inventarisasi SDM ini tidak hanya pada SDM yang ada pada internal organisasi
saja (sumber internal) tetapi juga harus mempertimbangkan SDM yang berasal dari
sumber eksternal seperti kandidat-kandidat yang dapat direkrut sebagai karyawan
dan juga kandidat dari agen penyedia tenaga kerja.
3. Perkiraan Permintaan
dan Pasokan Sumber Daya Manusia
Setelah
memiliki inventaris sumber daya manusia yang lengkap, tahap selanjutnya adalah
memperkirakan tenaga kerja yang diperlukan untuk masa yang akan datang.
Organisasi atau perusahaan akan mempertimbangkan apakah perlu adanya penambahan
tenaga kerja, apakah perlu meningkatkan produktivitas dan kemampuan karyawan
saat ini melalui pelatihan dan pengembangan keterampilan baru dan apakah ada
kandidat-kandidat yang berpotensi untuk direkrut menjadi karyawan untuk mengisi
pekerjaan-pekerjaan tersebut.
4. Memperkirakan
Kesenjangan Sumber Daya Manusia
Perbandingan
antara Permintaan dan Pasokan Sumber Daya Manusia ini akan menghasilkan
“kelebihan” atau “kekurangan” terhadap SDM yang diperlukan. Apabila terjadi
kekurangan SDM, maka yang harus dilakukan adalah melakukan pengrekrutan
karyawan baru atau melakukan peningkatan produktivitas dan kinerja dengan
menggunakan karyawan yang tersedia pada saat ini. Namun apabila terjadi
kelebihan SDM, maka organisasi atau perusahaan harus melakukan pemutusan
hubungan kerja atau PHK terhadap karyawannya.
5. Merumuskan Rencana
Tindakan Sumber Daya Manusia
Rencana
tindakan SDM ini tergantung pada hasil perkiraan kesenjangan SDM yaitu
kelebihan ataupun kekurangan dalam organisasi. Apakah diperlukan perekrutan
baru, pelatihan, mutasi atau transfer antar departemen atau bahkan pemutusan
hubungan kerja (PHK).
6. Pemantauan,
Pengendalian dan Umpan Balik
Setelah
menerapkan rencana tindakan SDM, inventaris atau persediaan SDM harus
diperbaharui selama periode tertentu. Rencana aksi ini harus dipantau dan
mengidentifikasikan kelemahan-kelemahannya untuk diambil tindakan selanjutnya.
Perbandingan antara Rencana SDM dengan penerapan aktual harus dilakukan untuk
memastikan tindakannya sesuai dengan ketersediaan jumlah karyawan yang
diperlukan untuk berbagai pekerjaan pada organisasi yang bersangkutan.
3. JOB DESCRIPTION (DESKRIPSI
PEKERJAAN)
A. PENGERTIAN
Job
Description atau gambaran tugas atau bisa juga disebut uraian tentang jabatan
merupakan informasi tertulis yang berisi tentang tujuan dari dibentuknya suatu
tugas/jabatan, informasi atau uraian tentang apa yang seharusnya dilakukan
sebagai pemegang tugas/jabatan, bagaimana pekerjaan itu seharusnya dilakukan,
apa dan mengapa perkerjaan tersebut harus dilakukan, kemudian bagaimana
hubungan yang harus dibangun antara satu posisi dengan posisi lainnya dalam
ruang lingkup suatu pekerjaan, semua itu dilakukan semata-mata hanya ingin
mencapai tujuan dalam suatu unit/bagian kerja secara luas.
“Rincian
pekerjaan yang berisi informasi menyeluruh tentang tugas/kewajiban, tanggung
jawab, dan kondisi-kondisi yang diperlukan apabila pekerjaan tersebut
dikerjakan” (Siswanto,2002).
Informasi
pekerjaan merupakan catatan yang tersusun atau sistematis tentang kewajiban
atau tugas dan tanggung jawab dalam suatu jabatan tertentu, yang ditulis dengan
berdasarkan fakta yang ada. Penyusunan informasi pekerjaan atau gambaran tugas
pekerja ialah sangat penting, terutama sebagai cara untuk menghindarkan adanya
perbedaan pengertian, kemudian menghindari adanya pekerjaan rangkap, serta
sebagai cara untuk mengetahui batas-batas kewajiban atau tanggung jawab dan
wewenang terhadap setiap jabatan.
Dalam
setiap organisasi job description memiliki fungsi atau tugas yang berbeda-beda.
Job description masing-masing di tentukan berdasarkan pada jabatan. Berikut
adalah pembagian fungsi atau tugas dari job description :
1.Atasan
Informasi atau gambaran pekerjaan yang digunakan sebagai cara untuk mengoptimalkan kewajiban dan tanggung jawab kepada bawahan.
Informasi atau gambaran pekerjaan yang digunakan sebagai cara untuk mengoptimalkan kewajiban dan tanggung jawab kepada bawahan.
2.Pimpinan Organisasi
Informasi atau gambaran pekerjaan sebagai cara untuk dapat memimpin dan memberi motivasi-motivasi sehingga pemegang jabatan dapat menghasilkan kinerja yang optimal.
Informasi atau gambaran pekerjaan sebagai cara untuk dapat memimpin dan memberi motivasi-motivasi sehingga pemegang jabatan dapat menghasilkan kinerja yang optimal.
3. Pemegang jabatan
Informasi atau gambaran pekerjaan sebagai panduan atau petunjuk dan pedoman untuk bekerja serta dapat mengetahui apa yang perlu dilakukan dan yang diharapkan dari organisasi.
Informasi atau gambaran pekerjaan sebagai panduan atau petunjuk dan pedoman untuk bekerja serta dapat mengetahui apa yang perlu dilakukan dan yang diharapkan dari organisasi.
4. Perekrut
Informasi atau gambaran pekerjaan digunakan sebagai cara untuk dapat mengetahui kandidat atau calon pekerja yang tepat dan cocok yang sesuai dengan kebutuhan jabatan. Dengan cara memahami informasi atau gambaran pekerjaan dari seorang perekrut sebagai cara untuk dapat memahami apatu itu tuntunan jabatan yang paling diperlukan, agar lebih mudah menilai dan mencari jenis orang yang sesuai dan dapat memegang jabatan tersebut.
Informasi atau gambaran pekerjaan digunakan sebagai cara untuk dapat mengetahui kandidat atau calon pekerja yang tepat dan cocok yang sesuai dengan kebutuhan jabatan. Dengan cara memahami informasi atau gambaran pekerjaan dari seorang perekrut sebagai cara untuk dapat memahami apatu itu tuntunan jabatan yang paling diperlukan, agar lebih mudah menilai dan mencari jenis orang yang sesuai dan dapat memegang jabatan tersebut.
5. Trainer
Informasi atau gambaran pekerjaan yang digunakan sebagai cara untuk mengetahui apa itu kebutuhan pelatihan terhadap pemegang jabatan dan sebagai cara untuk menentukan pelatihan jenis apa yang tepat dan dapat membantu pemegang jabatan, sehingga pemegang jabatan lebih baik dalam melakukan fungsi atau tugas-tugasnya.
Informasi atau gambaran pekerjaan yang digunakan sebagai cara untuk mengetahui apa itu kebutuhan pelatihan terhadap pemegang jabatan dan sebagai cara untuk menentukan pelatihan jenis apa yang tepat dan dapat membantu pemegang jabatan, sehingga pemegang jabatan lebih baik dalam melakukan fungsi atau tugas-tugasnya.
6. Perencanaan Karir (Succession Planner)
Informasi atau gambaran pekerjaan yang digunakan sebagai cara untuk menentukan seorang kandidat yang sesuai dengan peran dan tugasnya, bertanggung jawab dan sesuai dengan kebutuhan organisasi serta dapat menata jabatan-jabatan yang ada, sehingga setiap pemegang jabatan dapat memiliki arah yang jelas.
Informasi atau gambaran pekerjaan yang digunakan sebagai cara untuk menentukan seorang kandidat yang sesuai dengan peran dan tugasnya, bertanggung jawab dan sesuai dengan kebutuhan organisasi serta dapat menata jabatan-jabatan yang ada, sehingga setiap pemegang jabatan dapat memiliki arah yang jelas.
7. Perencanaan dan
pengembangan organisasi (Organization Development, and Planner)
Informasi atau gambaran pekerjaan yang berfungsi sebagai cara untuk membuat perencanaan pengembangan organisas. Hal ini sangat membutuhkan pemahaman mengenai apa itu jabatan dan apa itu jenis peran atau tanggung jawab yang paling diperlukan sebagai cara untuk dapat menyusun perencanaan pengembangan organisasi dengan baik, serta sebagai cara untuk dapat menghadapi tantangan baik dari segi eksternal maupun internal.
Informasi atau gambaran pekerjaan yang berfungsi sebagai cara untuk membuat perencanaan pengembangan organisas. Hal ini sangat membutuhkan pemahaman mengenai apa itu jabatan dan apa itu jenis peran atau tanggung jawab yang paling diperlukan sebagai cara untuk dapat menyusun perencanaan pengembangan organisasi dengan baik, serta sebagai cara untuk dapat menghadapi tantangan baik dari segi eksternal maupun internal.
8. Job Evaluator
Informasi atau gambaran pekerjaan yang berfungsi sebagai cara untuk dapat memberikan bobot jabatan dan sebagai cara untuk membandingkan jabatan satu dengan jabatan lain didalam organisasi.
Informasi atau gambaran pekerjaan yang berfungsi sebagai cara untuk dapat memberikan bobot jabatan dan sebagai cara untuk membandingkan jabatan satu dengan jabatan lain didalam organisasi.
Contoh Job description:
Marketing
1) Tujuan dibentuk
Jabatan: Agar dapat memikirkan dan memaksimalkan penjualan produk (baik barang
maupun jasa) serta membina hubungan dengan pelanggan secara terus menerus agar
pencapaian dan pertumbuhan penjualan dapat bertahan dan meningkat.
2) Identitas Jabatan
·
Nama jabatan
: Sales Jasa
·
Atasan langsung
: Supervisor
Jasa
·
Atasan tidak langsung : Kepala
Marketing Jasa & Barang
·
Departemen / bidang :
Marketing
3) Tugas dan tanggung
jawab utama:
·
Mencari pelanggan (customer) baru
·
Mempertahankan pelanggan (customer) yang
sudah ada
·
Bertanggungjawab terhadap nilai
penjualan yang ada dalam area penjualan yang menjadi tanggung jawabnya
·
Memastikan pendistribusian produk bahwa
produk telah diterima oleh pelanggan (customer) sesuai dengan waktu yang telah
disepakati
4) Kewenangan:
Mengeluarkan biaya promosi dan entertainment sesuai dengan batas otoritasnya.
5) Hubungan kerja:
·
Di dalam kantor 20%, di luar kantor 80%
·
Banyak berhubungan dengan banyak orang
yang baru dikenalnya yang berasal dari berbagai latar belakang
4. JOB SPECIFICATION (SPESIFIKASI
PEKERJAAN)
A. PENGERTIAN
Job
Spesification adalah spesifikasi jabatan yang merupakan suatu uraian tertulis
tentang tentang latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan dan kompetensi
atau hal-hal lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang harus dimiliki sebelum
mengisi jabatan tertentu sehingga dapat berfungsi dengan efektif. Job
specification disebut juga dengan Hiring Spesification dan biasanya dijadikan
informasi dasar untuk memulai proses rekrutmen, seleksi dan penempatan
karyawan. Job specification sangat berguna dalam mencocokkan seseorang dengan
posisi atau jabatan tertentu, dan mengidentifikasi pelatihan dan pengembangan
yang dibutuhkan.
Menurut para ahli job
specification sebagai berikut :
“Job
specification adalah bagian dari job description atau dokumen tersendiri yang
berisi informasi tentang syarat kualifikasi seorang pekerja yang dibutuhkan
untuk menjalankan sebuah pekerjaan dengan efektif (Dessler, 2013).”
“Job
specification adalah pernyataan kualifikasi wajib yang dapat diterima untuk
melaksanakan pekerjaan dengan sukses. Berdasarkan informasi yang didapatkan
dari job analysis, job specification memuat beberapa aspek, seperti
pengetahuan, ketrampilan, pendidikan, pengalaman, sertifikasi, dan kemampuan
(DeCenzo, 2010).”
“Job
specification merupakan sebuah ukuran standar yang harus dipenuhi oleh seorang
pekerja untuk melakukan pekerjaan yang bersangkutan, sebagai contoh bagian
pemrograman mempunyai standar pada job specification menguasai bahasa
pemrograman, berarti standar untuk sorang pekerja yang akan 15 dipekerjaakan
dibagian pemrograman minimal harus menguasai bahasa pemrograman (Gomez-Mejia et
al, 2013).”
Contoh job spesifikasi:
Marketing
1) Identitas Jabatan:
·
Nama jabatan : Sales Jasa
·
Atasan langsung : Supervisor Jasa
·
Atasan tidak langsung : Kepala Marketing
Jasa & Barang
·
Departemen / bidang : Marketing
2) Pendidikan,
pelatihan dan pengalaman yang diperlukan:
·
Pendidikan minimal SLTA, diutamakan yang
berpendidikan D3
·
Mempunyai pengalaman kerja sebagai sales
minimal 1 tahun
·
Pernah mengikuti pelatihan minimal
selling skills (tehnik menjual)
3) Ketrampilan dan
aspek pribadi yang diperlukan (kompetensi):
·
Inisiatif
·
Percaya diri
·
Kemampuan komunikasi
·
Pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA :