Posted by : Dewi Purnamasari
Minggu, 29 September 2019
Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
A. Pengertian
manajemen sumber daya manusia
Manajemen
sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara
bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki
oleh individu secara
efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai
tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal.
MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan
mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis] Kajian MSDM
menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi,
dan lain-lain.
Berikut
ini pengertian manajemen sumber daya manusia menurut para ahli yang dapat
dijadikan rujukan makalah atau karya tulis ilmiah:
·
Manajemen sumber daya manusia (human
resources management) adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian
balas jasa, dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok pekerja
(Henry Simamora, 1999:3).
·
Manajemen sumber daya manusia
didefinisikan sebagai suatu perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa,
pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai
tujuan organisasi (Anwar Prabu Mangkunegara, 2001:2)
·
Manajemen sumber daya manusia adalah
penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya
manusia untuk mencapai titik tujuan-tujuan individu maupun organisasi (Handoko,
2000:4)
·
Manajemen sumber daya manusia merupakan
suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan
pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai
tujuan organisasi (Mangkunegara, 2002:2)
·
Manajemen sumber daya manusia adalah
ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat
(Hasibuan, 2002:10)
·
Pengertian manajemen sumber daya manusia
yakni ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat
(Hasibuan, 2006:10)
·
Manajemen sumber daya manusia merupakan
salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksana dan pengendalian (Rival, 2005:1)
·
Manajemen sumber daya manusia
didefinisikan sebagai suatu strategi dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen
yaitu planning, organizing, leading and controlling, dalam setiap
aktifitas atau fungsi operasional sumber daya manusia mulai dari proses
penarikan, seleksi, pelatihan dan pengembangan, penempatan yang meliputi
promosi, demosi dan transfer, penilaian kinerja, pemberian kompensasi, hubungan
industrial, hingga pemutusan hubungan kerja, yang ditujukan bagi peningkatan
kontribusi produktif dari sumberdaya manusia organisasi terhadap pencapaian
tujuan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Sofyandi, 2009:6)
·
Ilmu yang mempelajari bagaimana
memberdayakan karyawan dalam perusahaan, membuat pekerjaan, kelompok kerja,
mengembangkan para karyawan yang mempunyai kemampuan, mengidentifikasi suatu
pendekatan untuk dapat mengembangkan kinerja karyawan dan memberikan imbalan
kepada mereka atas usahanya dan bekerja (Bohlarander dan Snell, 2010:4)
B. Fungsi Operasional
MSDM
Fungsi
operasional dalam Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan basic (dasar)
pelaksanaan proses MSDM yang efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan
organisasi/perusahaan. Fungsi operasional tersebut terbagi 5 ( lima ),
secara singkat sebagai berikut:
1.
Fungsi Pengadaan
adalah
proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi
untuk mendapatkan karyawan yang sesuai kebutuhan perusahaan.( the right man in
the right place).
2.
Fungsi Pengembangan
adalah
proses peningkatan ketrampilan teknis, teoritis, konseptual, dan
moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan latihan
yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun
masa depan.
3.
Fungsi Kompensasi
adalah
pemberian balas jasa langsung dan tidak lansung berbentuk uang atau barang
kepada karyawan sebagai imbal jasa (output) yang diberikannya
kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak sesuai prestasi dan
tanggungjawab karyawan tersebut.
4.
Fungsi Pengintegrasian
adalah
kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan,
sehingga tercipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan. Dimana Pengintegrasian
adalah hal yang penting dan sulit
dalam MSDM, karena mempersatukan dua aspirasi/kepentingan yang
bertolak belakang antara karyawan dan perusahaan.
5.
Fungsi Pemeliharaan
adalah
kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas
karyawan agar tercipta hubungan jangka panjang. Pemeliharaan yang baik
dilakukan dengan program K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ) .
C. PERAN
STRATEGIK MSDM
Perubahan
teknologi yang sangat cepat, memaksa organisasi untuk menyesuaikan diri
dengan lingkugnan usahanya. Perubahan tersebut telah menggeser
fungsi-fungsi manajeman sumber daya manusia yang selama ini hanya dianggap
sebagai kegiatan administrasi, yang berkaitan
dengan perekrutan pegawai staffing , coordinating yang dilakukan
oleh bagian personalia saja.
Saat
ini manajeman SDM berubah dan fungsi spesialisasi yang berdiri sendiri menjadi
fungsi yang terintegrasi dengan seluruh fungsi lainnya di dalam organisasi,
untuk bersama-sama mencapai sasaran yang
sudah ditetapkan serta memiliki fungsi perencanaan
yang sangat strategik dalam organisasi, dengan kata lain fungsi SDM lama menjadi
lebih bersifat strategik.
Oleh
karenanya manajemen SDM mempunyai kewajiban untuk :
memahami perubahan yang semakin komplek yang
selalu terjadi di lingkungan bisnis, harus
mengantisipasi perubahan teknologi, dan memahami dimensi internasional yang
mulai memasuki bisnis akibat informasi yang berkembang cepat. Perubahan
paradigma dari manajemen SDM tersebut telah memberikan fokus yang berbeda
dalam melaksanakan fungsinya di dalam organisasi.
Ada
kecenderungan untuk mengakui pentingnya SDM dalam organisasi dan pemusatan
perhatian pada kontribusi fungsi SDM bagi keberhasilan pencapaian tujuan
strategi perusahaan. Hal ini dapat
dilakukan perusahaan dengan mengintegrasikan pembuatan
keputusan strateginya dengan fungsi-fungsi SDM maka akan semakin besar kesempatan
untuk memperoleh keberhasilan.
Tingkat
integrasi antara perencanaan strategis dengan
fungsi-fungsi SDM terwujud dalam empat macam hubungan :
1. Hubungan
Administrasi
Disini manajer puncak dan manajer fungsional yuang lainnya menganggap
fungsi SDM relatif tidak penting dan memandang manusia bukan sebagai
keterbatasan maupun aset perusahaan dalam pengambilan keputusan bisnis.
2. Hubungan Satu Arah
Terdapat
hubugan skuensial antara perencanaan strategis dengan fungsi-fungsi SDM. Fungsi
SDM merancang program dan sistem untuk mendukung tujuan
strategis perusahaan. Jadi SDM bereaksdi terhadap inisiatif strategis
tetapi tidak memiliki pengaruh, karena meskipun sudah dianggap penting
namun belum dianggap sebagai mitra bisnis yang strategis.
3. Hubungan Dua Arah
Ditandai
dengan hubungan resiprokal dan saling ketergantungan antara perencanaan
strategi dengan SDM. Fungsi SDM dipandang penting dan dapat dipercaya. SDM
berperan dalam penentuan arah strategis perusahaan dan sudah dijadikan mitra
strategis.
strategi dengan SDM. Fungsi SDM dipandang penting dan dapat dipercaya. SDM
berperan dalam penentuan arah strategis perusahaan dan sudah dijadikan mitra
strategis.
4. Hubungan Integratif
Ditandai
oleh hubungan yang dinamis dan inter aktif antar fungsi-fungsi SDM dan
perencanaan strategis. Di sini manajer SDM dipandang sebagai
sebenar-benarnya mitra bisnis staregis dan dilibatkan dalam keputusan
strategis.
D. FAKTOR
PENDORONG PEMBENTUKAN INTEGRASI YANG EFEKTIF
• Lingkungan
: Kekuatan lingkungan yang sangat berperan dalaam persaingan yang
semakin meningkat, perubahan teknologi dan perubahan femografi tenaga kerja.
semakin meningkat, perubahan teknologi dan perubahan femografi tenaga kerja.
• Sejarah
dan kultur organisasi : Budaya organisasi yang berorientsi pada sumber
daya manusia yang kuat mampu mengembangkan hubungan alamiah antara kegiatan sumber daya manusia dengan perencanaan strategis.
daya manusia yang kuat mampu mengembangkan hubungan alamiah antara kegiatan sumber daya manusia dengan perencanaan strategis.
• Strategis
: Strategi pemusatan pada satu jenis bisnis inti dapat memacu potensi bagi
terciptanya hubungan perencanaan strategis dengan sumber daya manusia yang
semakin integratis karena memungkinkan dikembangkannya dan diterapkannya
program dan sistem sumber daya manusia di seluruh perusahaan.
terciptanya hubungan perencanaan strategis dengan sumber daya manusia yang
semakin integratis karena memungkinkan dikembangkannya dan diterapkannya
program dan sistem sumber daya manusia di seluruh perusahaan.
• Struktur :
Penempatan unit sumber daya manusia dalam struktur organisasi, senior eksekutif
sumber daya manusia di beri status sama seperti direktur fungsional lainnya.
• Keterampilan dan
Nilai yang dianut eksekutif : Sumber daya manusia memiliki
pengetahuan yang baik mengenai bisnis dan mampu memberikan masukan kedalam
proses perencanaan strategis.
pengetahuan yang baik mengenai bisnis dan mampu memberikan masukan kedalam
proses perencanaan strategis.
• Keterampilan
dan Nilai yang dimiliki Karyawan : bantuan fungsi SDM yang
diterima manajemen untuk memecahkan masalah ketenagakerjaan akan menguatkan
pentingnya fungsi SDM.
diterima manajemen untuk memecahkan masalah ketenagakerjaan akan menguatkan
pentingnya fungsi SDM.
• Sistem
Manajemen yang meliputi sistem imbalan, sistem komunikasi dan informasi
SDM sehingga SDM dan perencanaan strategi akan semakin terintegrasi jika para
senior eksekutifnya memiliki persentase yang substansial konpensasi menanggung
resiko.
SDM sehingga SDM dan perencanaan strategi akan semakin terintegrasi jika para
senior eksekutifnya memiliki persentase yang substansial konpensasi menanggung
resiko.
• Sistem
Komunikasi yang memiliki tujuan membangun kesadaran manajer terhadap
tujaun strategis perusahaan dan mendorong mereka mendorong mereka
mengembangkan motivasi bawahannya didukdung dengan database SDM yang
dikembangkan dengan baik.
tujaun strategis perusahaan dan mendorong mereka mendorong mereka
mengembangkan motivasi bawahannya didukdung dengan database SDM yang
dikembangkan dengan baik.
Menurut Nkomo (1980)
evolusi manajemen SDM melewait tiga tahap, yaitu ;
1. Defenisi Stage
: Yaitu ketika manajer personalia
menyelenggarakan program-
progaram yang kurang memberikan manfaat untuk kengurangi kekacauan karyawan
dan kemungkinan perpecahan.
progaram yang kurang memberikan manfaat untuk kengurangi kekacauan karyawan
dan kemungkinan perpecahan.
2. Perencanaan
Manpower : dalam tahap ini digunakan kebutuhan pekerja
dan
perekrutan seleksik, training untuk menjamin terpenuhinya target manpower.
perekrutan seleksik, training untuk menjamin terpenuhinya target manpower.
3. Manajemen
SDM Strategis Ketika manajer SDM seharusnya lebih proaktif dalam
memecahakan masalah manajemen perusahaan dan dalam memberikan kontribusi
efektivitas organisasional yang lebih besar.
memecahakan masalah manajemen perusahaan dan dalam memberikan kontribusi
efektivitas organisasional yang lebih besar.
E. PARADIGMA LAMA MSDM
Manajemen Sumber Daya Manusia yang biasanya disebut manajemen
personalia, selama ini memiliki fungsi spesialisasi yang berkaitan dengan
kegiatan adaministrasi bagian karwayan, yakni dalam masalah dengan
perekrutan, pelatihan dan pengupahan dan sebagainya. Hasil yang diperoleh
dari pengelolaan SDM yang baik dapat dipastikan
bahwa karyawan yang direkrut telah memenuhi kriteria yang dibutuhkan sesuai dengan
kebutuhan bagian produksi, bagian fungsional lainnya dan menerima imbalan yang
sesuai.
bahwa karyawan yang direkrut telah memenuhi kriteria yang dibutuhkan sesuai dengan
kebutuhan bagian produksi, bagian fungsional lainnya dan menerima imbalan yang
sesuai.
Di
sini terlihat bahwa paradigma lama dari
manajemen SDM lebih banyak melayani manajemen fungsional yang lain
dalam organisasi, seperti fungsi pemasarna, keuangan, produksi atau
lainnya.
Dengan
berubahnya lingkungan bisnis yang diakibatkan oleh perubahan teknologi serta
dampak globalisasi, maka merupakan keharusan bagi manajemen SDM
untuk merubah perannya gar memiliki fungsi yang lebih strategi dalam
organisasi. Oleh sebab itu departemen SDM harus menajalankan peran baru dan
berkerjasama dengan menajer lini lainnya untuk membuat perencanaan secara
terpadu yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Perencanaan
secara terpadu yang sesuai dengan kebutuhan
organisasi. Perubahan tersebut terjadi berkaitan dengan (Schuler, 1990).
1. Perubahan
lingkungan bisnis yang sangat cepat dan tingginya tingkat ketidakpastian
2. Kemauan
beradaptasi secara cepat untuk memprediksi perubahan yang tidak terduga
3. Peningkatan
biaya, karena persaingan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi.
4. Perubahan teknologi
yang cepat menyebabkan meningkatnya permintaan karyawan
dengan skill yang lebih baik melalui pendidikan dan pelatihan.
dengan skill yang lebih baik melalui pendidikan dan pelatihan.
5. Organisasi lebih
kompleks berkaitan dengan produk, geografi, fungsi bisnis maupun
konsumen (pasar).
konsumen (pasar).
6. Respon
terhadap kekuatan eksternal berkaitan dengan
perundang-undang dan
religulasi, proses peradilan, serta peraturan lainnya.
religulasi, proses peradilan, serta peraturan lainnya.
7. Perubahan struktur
organisasi yang lebih fleksibel, lebih rata (flater) dan lebih
(leaner) menyebabkan jumlah karyawan dan tipe pekerjaan yang dihadapi berbeda.
(leaner) menyebabkan jumlah karyawan dan tipe pekerjaan yang dihadapi berbeda.
8. Meningkatnya
persaingan dan kerjasama internasional
9. Terdapat
diversitas dari angkatan kerja
Akibat
perubahan-perubahan tersebut, SDM harus mampu beradaptasi dengan cepat
untuk memprediksi perubahan yang tidak terduga dengan perubahan
paradigma lama ke paradigma baru karena perubahan tersebut juga,
menyediakan kesempatan baik bagi manajemen SDM maupun manajer lini.
F. PARADIGMA BARU MSDM
Perubahan
lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek seperti demografi, geografis, jenis bisnis, lingkungan hidup, serta dampak globalisasi, mengharuskan
organisasi untuk beradaptasi secara cepat dengan lingkungan yang turbulens
dengan bersikap proaktif. Artinya manajeman SDM harus mampu mengantisipasi berbagai perkembangan
yang sedang dan akan terjadi, kemudian melakukan berbagai tindakan untuk
menjawab tantangan tersebut, yang pada akhirnya dapat menciptakan
keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki oleh organisasi lainnya, mengingat bentuk-bentuk kompetisi
tradisional seperti biaya produksi rendah, peningkatan teknologi,
kecepatan distribusi, efisisensi produk serta pengembangan produk yang
berkualitas akan mudah ditiru oleh pesaing.
Dengan
tuntutan seperti ini, merupakan keharusan bagi MSDM untuk merubah peranannya
yang berorientasi pada “result”. Dengan demikian Departemen MSDM harus berperan
sebagai mitra bagi manajemen fungsional lainnya atau dengan manajer lini,
artinya MSDM harus terlibat aktif dalam perencanaan, pengelolaan serta
pengendalian organisasi yang berkaitan dengan alokasi dan pengembangan SDM.
Perubahan peran tersebut dari sistem kerja yang responsive menjadi proaktif,
dan sktruktur fungsional ke struktur yang lebih fleksibel dan melaksankan
kebijakan strategis. Hal ini menjadi sumber daya manusia mempunyai peran
penting untuk kesuksesan bisnis yang dikaitkan dengan peningkatan laba,
kemampuan bersaing, daya adaptasi juga fleksibelitas.
G. PERAN MSDM UNTUK
MERAIH KEUNGGULAN KOMPETITIF
Agar
tujuan sumber daya manusia memberikan kontribusi yang lebih besar bagi
organisasi untuk meraih keunggulan kompetitif diperlukan strategi yang tepat dalam
perencanaan SDM secar terpadu. Kegiatan dari strategi SDM didasarkan kerjasama antar
departemen SDM secara terpadu. Kegiatan dri strategi SDM didasarkan kerja sama antar
departemen SDM dngan manajer lini serta keterlibatan manajemen puncuk dalam
menjelaskan visi dan misi organisasi yang dapt dijabarkan dalam tujuan bisnis yang
strategi.
organisasi untuk meraih keunggulan kompetitif diperlukan strategi yang tepat dalam
perencanaan SDM secar terpadu. Kegiatan dari strategi SDM didasarkan kerjasama antar
departemen SDM secara terpadu. Kegiatan dri strategi SDM didasarkan kerja sama antar
departemen SDM dngan manajer lini serta keterlibatan manajemen puncuk dalam
menjelaskan visi dan misi organisasi yang dapt dijabarkan dalam tujuan bisnis yang
strategi.
Tujuan
utama strategi ini sangat meningkatkan kinerja sekarang dan yang akan
datang secara berkesinambungan sehingga dapat mempertahankan
keunggulan kompetitifnya. Proses pengembangan stategi
MSDM memberikan keuntungan bagi organisasi, yaitu :
a. Mendefenisikan
kesempatan kendala MSDM dalam mencapai tujuan bisnisnya
b. Memperjelas
gagasan baru terhadap isu-isu MSDM yang berorientasi pada hasil dan
memberi persepktif yang lebis luas
memberi persepktif yang lebis luas
c. Melakukan
tes komitmen manajemen pada kegiatan,
menciptakan proses
pengalokasian SDM untuk program dan kegiatan yang spesifik
pengalokasian SDM untuk program dan kegiatan yang spesifik
d. Memfokuskan
pada kegiatan jangka panjang yang dipilih dengan mempertimbangkan
prioritas pertama untuk 2 atua 3 tahun mendatang.
prioritas pertama untuk 2 atua 3 tahun mendatang.
e. Melakukan
strategi yang memfokuskan pada pengelolaan
fungsi SDM dan
pengembangan staff yang berkat.
pengembangan staff yang berkat.
Departemen SDM dapat
menciptakan keunggulan kompetitif dengan empat pendekatan,yakni:
1.
Strategic Patner menjadi mitra menajer
senior dan manajer lini dalam melaksanakan
strategi yang telah direncanakan, menterjemahkan strategi bisnis ke dlaam tindakan
nyata dengan diagnosis organisasi, yakni sistem penilaian (assessmen) dan
pengabungan praktek organisasi dengan tujuan bisnis yang dapat dibentuk pada setiap
level organisasi.
strategi yang telah direncanakan, menterjemahkan strategi bisnis ke dlaam tindakan
nyata dengan diagnosis organisasi, yakni sistem penilaian (assessmen) dan
pengabungan praktek organisasi dengan tujuan bisnis yang dapat dibentuk pada setiap
level organisasi.
2.
Administrasi Expert,
Menjadi ahli dalam mengatur pelaksanaan
pekerjaan serta
efisiensii adaministrasi agar dihasilkan output denganbiaya rendah namum kualitas
terjamin. Uapaya ini dapat dilakukan dengan rekayasa ualng (reengineering),
termasuk merekayasa kembali bidang SDM. Menjadi pakar administrasi perlu
menguasai dua fase rekayasa kembali. Pertama, proses perbaikan, menfokuskan pada
indentifikasi proses-proses yang tidak efektif dan merencanakan metode alternative untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Kedua memikirkan penciptaan ulang
(rethinking value creation values) yang prosesnya dimulai pelanggan. Sehingga dapat
mengubah focus kerja dari apa yang dapat dilakukan menjadi apa yang harus dihasilkan.
efisiensii adaministrasi agar dihasilkan output denganbiaya rendah namum kualitas
terjamin. Uapaya ini dapat dilakukan dengan rekayasa ualng (reengineering),
termasuk merekayasa kembali bidang SDM. Menjadi pakar administrasi perlu
menguasai dua fase rekayasa kembali. Pertama, proses perbaikan, menfokuskan pada
indentifikasi proses-proses yang tidak efektif dan merencanakan metode alternative untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Kedua memikirkan penciptaan ulang
(rethinking value creation values) yang prosesnya dimulai pelanggan. Sehingga dapat
mengubah focus kerja dari apa yang dapat dilakukan menjadi apa yang harus dihasilkan.
3.
Employee
Champion, Menjadi penengah antara karyawan dan manajemen untuk
memenuhi kepentingan dua belah pihak. Dengan persaingan bisnis yang semakin kuat
menyebabkan tuntutan menajemen terhadap karyawan semakin tinggi. Oleh karena
menajer lini harus memperhatikan keadaan karyawan yang berkaitan dengan.
Pertama, kurangi tuntutan (demand) dengan cara mengurangi beban kerja dan
menyeimbangkan dengan sumber daya yang dimiliki oleh karyawan. Kedua,
tingkatan sumber daya dengan membantu karyawan mendefenisikan sumber daya
baru (dalam dari karyawan) sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan
kebuthan organisasi. Ketiga,mengubah tuntutan menjadi sumber daya dengan cara
membantu karyawan mempelajari transformasi demand ke dalam sumber daya.
memenuhi kepentingan dua belah pihak. Dengan persaingan bisnis yang semakin kuat
menyebabkan tuntutan menajemen terhadap karyawan semakin tinggi. Oleh karena
menajer lini harus memperhatikan keadaan karyawan yang berkaitan dengan.
Pertama, kurangi tuntutan (demand) dengan cara mengurangi beban kerja dan
menyeimbangkan dengan sumber daya yang dimiliki oleh karyawan. Kedua,
tingkatan sumber daya dengan membantu karyawan mendefenisikan sumber daya
baru (dalam dari karyawan) sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan
kebuthan organisasi. Ketiga,mengubah tuntutan menjadi sumber daya dengan cara
membantu karyawan mempelajari transformasi demand ke dalam sumber daya.
4.
Agent of Change, Menjadi agent
perubahan, mempertajam proses dan budaya yang dapat
meningkatkan kapasitas organisasi untuk berubah. Terdapat tiga tipe perubahan yaitu : pertama, perubahan inisiatif, memfokuskan pada penerapan program, proyek tau
prosedur baru. Kedua perubahan proses dalam organisasi dengan memfokuskan
kepada cara bagaimana melakukan kerja sama optimal. Ketiga, perubahan budaya
akan terjadi jika strategi dasar organisasi bisnis dikonseptualkan kembali.
meningkatkan kapasitas organisasi untuk berubah. Terdapat tiga tipe perubahan yaitu : pertama, perubahan inisiatif, memfokuskan pada penerapan program, proyek tau
prosedur baru. Kedua perubahan proses dalam organisasi dengan memfokuskan
kepada cara bagaimana melakukan kerja sama optimal. Ketiga, perubahan budaya
akan terjadi jika strategi dasar organisasi bisnis dikonseptualkan kembali.
Keempat hal tersebut merupakan
peran baru dari Departemen MSDM yang akan dapat meraih
keunggulan kompetitif dengan kerja sama dengan manajer lini dan
manajer pucak. Keunggulan kompetitif akan dicapai dengan tiga strategi yaitu : inovasi
(innovation), peningkatan kualitas (quaity enhancement) serta penurunan biaya (cost
reduction).
manajer pucak. Keunggulan kompetitif akan dicapai dengan tiga strategi yaitu : inovasi
(innovation), peningkatan kualitas (quaity enhancement) serta penurunan biaya (cost
reduction).
Sumber :
Gary Dessler, Human Resources Management, 9th edition,
Prentice Hall, 2003 Randal S. Schuler, Susan E. Jackson, MSDM Menghadapi
Abad ke 21, 1997 Henry Simamora, MSDM Edisi 3 Tahun 2004
Anwar Prabu mangkunegara, MSDM perusahaan, 2004
Hasibuan, S.P Malayu, 1994. Manajemen Sumber daya
manusia,Penerbit Jakarta : Bumi aksara
Hasibuan, S.P Malayu, 2002. Manajemen Sumber daya manusia
Edisi Revisi,Penerbit Jakarta : Bumi aksara
Manajemen Sumberdaya Manusia, Modul Program Ekstensi
Fakultas Ekonomi USU