Posted by : Dewi Purnamasari
Minggu, 30 April 2017
Pertumbuhan Ekonomi
pertumbuhan ekonomi
adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan
jasa yangdiproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat
meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro
ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan
jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak
selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya.
Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan
produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih
lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).
Menurut Sadono Sukirno
(1996: 33), pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda,
yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus
menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu
indikator keberhasilanpembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan
ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat
indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan.
Pertumbuhan ekonomi (economic growth) juga didefinisikan sebagai perkembangan
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi
dalam masyarakat menjadi bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat dalam
jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan dalam suatu wilayah. Dalam kegiatan ekonomi yang sebenarnya,
pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan ekonomi secara fisik yang terjadi di
dalam suatu wilayah seperti pertambahan jumlah dan produksi barang-barang
industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, perkembangan
barang manufaktur, dan sebagainya.
Dengan demikian, untuk dapat mengetahui tingkat pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Asmat, maka harus dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud
dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDB) atau Gross Regional Domestic Product
(GRDP). PDRB atau GRDP
adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan di dalam suatu wilayah
pada periode tertentu, misalnya satu tahun.
Pada tahun 2014,
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Asmat secara umum mengalami melambat dibandingkan
pertumbuhan tahun lalu. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Asmat tahun 2014
sebesar 6,08 persen. Nilai ini lebih kecil dibanding pertumbuhan ekonomi tahun
2013 yang laju pertumbuhannya mencapai 7,00 persen. Selama kurun waktu
2011-2014, laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Asmat menunjukkan tren yang terus
menurun dari tahun ke tahun, yakni 8,78 persen tahun 2011; 7,13 persen tahun
2012; 7,00 persen tahun 2013 dan 6,08 persen tahun 2014.
Pada tahun 2014,
pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Industri Pengolahan dan
Konstruksi (lapangan usaha sekunder), dengan pertumbuhan masing-masing sebesar
12,53 persen dan 10,62 persen. Lapangan usaha dengan laju pertumbuhan terbesar
selanjutnya adalah kelompoklapangan usaha tersier, yaitu Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial; Jasa Pendidikan; dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum,
masing-masing sebesar 10,04 persen; 6,97 persen dan 6,37 persen. Laju
pertumbuhan lapangan usaha lainnya memiliki pertumbuhan di bawah 6,00 persen
bahkan beberapa lapangan usaha memiliki pertumbuhan ekonomi yang negatif.
Terdapat tiga lapangan
usaha yang pertumbuhannya negatif , yaitu lapangan usaha Pertambangan dan
Penggalian (-6,15 persen); Jasa Keuangan dan Asuransi (-1,99 persen); dan
lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas (- 1,10 persen).
Pertumbuhan Ekonomi Papua Tahun
2014
Jadwal Rilis : 2015-02-05
Hit : 1095
Hit : 1095
Abstraksi
- Perekonomian
Papua tahun 2014 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 123,179 triliun dan PDRB
perkapita mencapai Rp 39,85 Juta.
- Ekonomi
Papua tahun 2014 tumbuh 3,25 persen melambat dibanding tahun 2013 sebesar
7,91 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh
Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib sebesar 15,96 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi
dicapai oleh Komponen Impor Luar Negeri sebesar 105,27 persen.
- Ekonomi
Papua triwulan IV-2014 bila dibandingkan triwulan IV-2013 (y-on-y)
mengalami kontraksi sebesar -7,39 persen turun bila dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya sebesar 11,71 persen.
- Ekonomi
Papua triwulan IV-2014 mengalami kontraksi -4,21 persen bila dibandingkan
triwulan sebelumnya (q-to-q). Dari sisi produksi, hal ini disebabkan oleh
menurunnya produksi tambang bijih logam yang tumbuh minus 16,08 persen.
Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh Komponen Ekspor Luar Negeri.
PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN 2015
EKONOMI PAPUA TAHUN 2015 TUMBUH 7,97
PERSEN
TUMBUH LEBIH CEPAT DIBANDING TAHUN LALU
A. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA
Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2015
Grafik 1. Pertumbuhan dan Distribusi
PDRB
Beberapa Lapangan Usaha Tahun 2015
Perekonomian Papua tahun 2015 yang
diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
atas dasar harga berlaku mencapai Rp
152.125,95 triliun dengan PDRB perkapita mencapai Rp 48,30
Juta.
Ekonomi Papua tahun 2015 tumbuh 7,97
persen, bergerak lebih cepat dibanding tahun 2014 (3,81
persen). Dari sisi produksi, pertumbuhan
tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib sebesar 11,03 persen.
Ekonomi Papua triwulan IV-2015 bila
dibandingkan triwulan IV-2014 (y-on-y) mengalami percepatan
sebesar
14,08 persen, sementara pertumbuhan triwulan IV-2014 minus 9,82 persen.
Ekonomi Papua triwulan IV-2015
mengalami percepatan dengan tumbuh 7,18 persen bila dibanding
triwulan III-2015 (q-to-q), yang disebabkan oleh meningkatnya produksi tambang
bijih logam yang
tumbuh 7,79 persen.
PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN III-2016
EKONOMI PAPUA
TRIWULAN III-2016 MELONJAK NAIK DENGAN TUMBUH 20,65 PERSEN
JAUH LEBIH CEPAT DIBANDING TAHUN LALU YANG TUMBUH 2,54
PERSEN
A. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III-2016 Terhadap Triwulan
III-2015 ( Y o Y)
Grafik 1. Pertumbuhan ( Y o Y) dan Distribusi PDRB
Lapangan Usaha Provinsi Papua Triwulan III-2016*⁾ (Persen)
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA
Perekonomian Papua triwulan III-2016
yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas
dasar harga berlaku mencapai Rp 48,20 triliun.
Ekonomi Papua triwulan III-2016 (y
o y), melonjak naik karena mampu tumbuh mencapai 20,65 persen,
bergerak jauh lebih cepat dibanding triwulan III-2015 (2,54
persen). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi
dicapai oleh Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian yang
naik 42,25 persen dan terendah oleh
Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi yang tumbuh minus
0,18 persen.
Ekonomi Papua triwulan III-2016 (q to
q) mengalami lonjakan dengan tumbuh sebesar 21,42 persen bila
dibanding triwulan II-2016. Pertumbuhan yang cukup tinggi
dikarenakan adanya pertumbuhan Lapangan
Usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 53,22 persen.
PDRB per Kapita Papua triwulan III-2016
mencapai Rp 14,96 Juta, meningkat dari triwulan II-2016 (q to q)
yang sebesar Rp 12,87 Juta (naik 16,25 persen). Berita
Resmi Statistik No. 59/11/94/Th. IX, 7 November 2016 2
Perekonomian Papua triwulan III-2016 (y on y) melonjak naik
karena mampu tumbuh sebesar 20,65
persen. Pertumbuhan tersebut dikarenakan lapangan usaha
pertambangan dan penggalian, yang merupakan
penyumbang perekonomian terbesar Papua (39,63 persen),
tumbuh 42,25 persen. Pertumbuhan yang besar
disebabkan oleh hasil produksi bijih logam yang jauh lebih tinggi dibanding keadaan triwulan III-2016.
Sedangkan lapangan usaha yang mempunyai peranan terbesar
kedua dan ketiga yaitu lapangan usaha
Konstruksi (12,14 persen)
juga mampu tumbuh cukup tinggi yaitu sebesar 10,69 persen. Lapangan
usaha
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang merupakan penyumbang
ketiga perekonomian Papua (11,27 persen)
hanya tumbuh 0,03 persen.
Selain itu lapangan usaha Jasa Keuangan
dan Asuransi menjadi satu-satunya
lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan negatif di
triwulan ini. Penurunan ini diduga karena menurunnya
aktivitas lembaga keuangan
yang di antaranya disebabkan kredit baru yang disalurkan pada triwulan
ini
mengalami perlambatan.
Bank Indonesia menilai pertumbuhan ekonomi Papua pada tahun
2017 hanya dikisaran 3-3,5 persen disebabkan tidak beroperasinya perusahaan
tambang PT Freeport Indonesia (Freeport) dalam dua bulan terakhir.
“Sektor tambang masih dominan hingga 40 persen kontribusinya
untuk pertumbuhan ekonomi Papua, tapi tak beroperasi akibat kisruh dengan
pemerintah, prediksi kami pun terjadi minus pada sektor ini, namun secara
keseluruhan kami menilai pertumbuhan ekonomi Papua masih positif,” kata Joko
Supratikto, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua, di Kota Jayapura,
Kamis, 6 April 2017.
Sebelumnya, Joko mengatakan, pertumbuhan ekonomi Papua yang
baru 9 persen, jika tanpa tambang maka hanya sekitar 6,2 persen. “Jika terjadi
keterlambatan ekspor, pertumbuhan kurang dari lima atau sekitar 3,5 persen
selama 2017, kalau keterlambatan sampai setengah tahun,” katanya.
Joko menambahkan, akan melakukan upaya agar Papua tak
bergantung dari pertambangan, salah satunya bekerjasama dengan pemerintah
daerah di lima wilayah adat yang memiliki komoditi unggulan tersendiri.
“Potensi tertinggi di Papua selain pertambangan, yang paling
menonjol juga perikanan, karena di Papua merupakan penghasil ikan yang cukup
tinggi. Selain itu, juga pertanian, terutama padi dari Merauke dan Nabire yang
coba kami upayakan untuk terus dinaikkan produksinya,” jelas
Joko. ***(Syahriah)
(Sumber : KabarPapua.co, 30/03/2017)
Sumber :
NAMA KELOMPOK :
1. DEWI PURNAMASARI 21216904
2. FIRABIAN 22216851
3. MAHATHIR 24216220