Archive for Mei 2017
Prospek UKM di industri kreatif perdagangan bebas dan globalisasi dunia
Prospek UKM dalam era perdagangan bebas dan globalisasi dunia
Menghadapi persaingan bebas, usaha menengah
dinilai jauh lebih siap dilihat dari segi kemampuan SDM, skala usaha dan
kemampuannya untuk melakukan inovasi dan akses pasar. Dalam perjalanannya
pembinaan terhadap UKM, lebih condong kepada pembinaan pengusaha kecil,
sementara pembinaan terhadap usaha menengah seolah-olah terlupakan. Kebijakan
pengembangan usaha bagi usaha menengah belum bersandar pada satu peraturan
pemerintah sebagai payung kebijakan, dan dalam aras pengembangan usaha, masih
terdapat grey area dalam pengembangan usaha menengah
Salah satu strategi untuk mendorong kinerja dan peran UKM dalam
pasar bebas serta mengatasi kesenjangan yang terjadi, adalah dengan menumbuhkan
usaha menengah yang kuat dalam membangun struktur industri. Strategi pengembangan
usaha menengah ini praktis banyak dilupakan sejalan dengan kurang
diperhatikannya entitas dan posisi usaha menengah dalam pertumbuhan ekonomi
maupun dalam kebijakan pengembangan UKM.
Sekalipun peran usaha menengah lebih rendah dibandingkan dengan
usaha kecil. Namun dengan memperhatikan posisi strategis dan keunggulan yang
dimilikinya, Usaha menengah layak untuk didorong sebagai motor pengembangan UKM
dalam persaingan bebas. Hal ini karena potensi teknologi dan sumberdaya
manusianya jauh lebih tinggi dari pada usaha kecil.
Lebih jauh penulis mengungkapkan bahwa dengan terjadinya
pergeseran tatanan ekonomi dunia pada persaingan bebas, dapat dikatakan bahwa
UKM menghadapi situasi yang bersifat double squeze yaitu situasi
yang datang dari sisi internal berupa ketertinggalan produktivitas,
efisiensi dan inovasi; dan situasi yang datang dari eksternal
pressure. Dengan adanya dua fenomena di atas yang perlu diperhatikan adalah
masalah ketimpangan struktur usaha dan kesenjangan usaha besar dengan usaha
kecil dan menengah.
Dalam era perdagangan bebas, dimana siklus produk relatif pendek
dan sangat ditentukan oleh selera konsumen, mengharuskan setiap pelaku bisnis
memiliki akses yang cukup terhadap pasar dan kemampuan inovasi produk, guna
meningkatkan daya saingnya. Justru hal inilah yang merupakan titik lemah yang
dimiliki oleh UKM pada umumnya. Disisi lain UKM memegang peran penting dalarn
perekonomian Indonesia baik ditinjau dari segi jumlah usaha maupun dalam
penciptaan lapangan kerja. Dalam hal ekspor, UKM memiliki potensi untuk
meningkatkan penerimaan ekspor. Hanya saja potensi ini belum dimanfaatkan
dengan optimal. Hanya UKM yang bergerak di sektor industri tertentu saja yang
sudah melakukan ekspor.
Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UKM selalu digambarkan
sebagai sektor yang mempunyai peranan yang penting, karena sebagian besar
jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil
baik disektor tradisional maupun modern. Peranan usaha kecil tersebut menjadi
bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan yang
dikelola oleh dua departemen. 1. Departemen Perindustrian dan Perdagangan; 2.
Departemen Koperasi dan UKM, namun demikian usaha pengembangan yang telah
dilaksanakan masih belum memuaskan hasilnya, karena pada kenyataannya kemajuan
UKM sangat kecil dibandingkan dengan kemajuan yang sudah dicapai usaha besar.
Pelaksanaan kebijaksanaan UKM oleh pemerintah selama Orde Baru, sedikit saja
yang dilaksanakan, lebih banyak hanya merupakan semboyan saja, sehingga hasilnya
sangat tidak memuaskan. Pemerintah lebih berpihak pada pengusaha besar hampir
disemua sektor, antara lain : perdagangan, perbankan, kehutanan, pertanian dan
industri.
Dalam menghadapi persaingan di Zaman Era
Globalisasi yang sedang bergulir tahun 2014, UKM Republik Indonesia
dituntut untuk melakukan restrukturisasi dan reorganisasi dengan tujuan untuk
memenuhi permintaan konsumen yang makin spesifik, berubah dengan cepat, produk
berkualitas tinggi, dan harga yang murah . Salah satu upaya yang dapat dilakukan
UKM adalah melalui hubungan kerjasama dengan Usaha Besar. Kesadaran akan
kerjasama ini telah melahirkan konsep supply chain management (SCM) pada tahun
1990-an. Supply chain pada dasarnya merupakan jaringan perusahaan-perusahaan
yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu
produk ke tangan pemakai akhir. Pentingnya persahabatan, kesetiaan, dan rasa
saling percaya antara industri yang satu dengan lainnya untuk menciptakan ruang
pasar tanpa pesaing, yang kemudian memunculkan konsep blue ocean strategy.
http://nonregulerfeunwar.blogspot.com/2014/02/prospek-usaha-kecil-dan-menengah-ukm.html
NAMA KELOMPOK :
1. DEWI PURNAMASARI 21216904
2. FIRABIAN 22216851
3. MAHATHIR 24216220
Perkembangan Manufaktur di Indonesia dari masa revolusi sampai saat ini
Perkembangan Manufaktur di Indonesia dari Arus Revolusi
Industri
Revolusi
Industri adalah perubahan besar dalam bidang produksi dengan tenaga mesin yang
menggantikan tenaga manusia untuk melakukan kegiatan produksi. Revolusi
Industri ini pertama kali muncul di Inggris melalui banyak percobaan yang
dilakukan selama ± 50 tahun dan menghasilkan penemuan-penemuan baru yang
menggantikan tenaga manusia. Istilah Revolusi Industri ini pertama kali
dikenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui pada pertengahan
abad ke-19. Perubahan karena Revolusi Industri ini mempengaruhi kehidupan sosial,
ekonomi dan politik masyarakat yang terkena Revolusi Industri dan merubah
kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan, pembagian sistem dan tata kerja
Industri dan proses pemasarannya. Latar belakang adanya Revolusi Industri
adalah karena Inggris memiliki modal yang cukup untuk mengembangkan Industri,
kekayaan alam Inggris berupa barang tambang, ketekunan masyarakat Inggris dalam
mengambangkan alat teknologi melalui penelitian ilmiah dan letak negara Inggris
yang strategis di Laut Atlantik yang merupakan jalur perdagangan Eropa-Amerika.
Pada
pertengahan abad ke-19, Revolusi Industri mencapai puncaknya setelah mengalami
perkembangan. Sekitar tahun 1850, kemajuan teknologi dan ekonomi mendapatkan
momentum dengan berbagai perkembangan mesin, diantaranya mesin tenaga uap, rel
kereta api dan di akhir abad berkembang mesin pembangkit listrik dan mesin
kombusi dalam.
Proses
Revolusi Industri di Eropa melalui beberapa tahap perkembangan, yaitu :
1.
Domestic
System (Tahap kerajinan rumah),
2.
Manufactur (industrialisasi/pembangunan pabrik),
3.
Factory
System (Tahap industrialisasi
peralatan produksi)
Revolusi Industri sendiri sampai ke Indonesia sekitar abad
ke-19 melalui para penjelajah Inggris dan Belanda yang berlayar dan bertujuan
untuk mencari rempah-rempah di Indonesia pada era Imperialisme modern dan
sekaligus menerapkan Industrialisasi di Indonesia.
Revolusi ini tidak mendapat penolakan dan perlawanan dari rakyat
Indonesia karena pada saat itu Indonesia masih di bawah kekuatan kolonial,
akibatnya masyarakat dipaksa untuk menerima sistem perubahan besar ini. Dan
pada saat pemerintahan kolonial tersebut, berbagai macam sistem diterapkan oleh
pemerintah dan beberapa kaum majikan, diantaranya ada culture stelsel,
politik pintu terbuka, politik etis dan sistem land rent.
Pada awal abad ke-18 dan ke-19, Indonesia yang saat itu
masih dalam pengaruh kekuasaan bangsa asing yaitu Belanda dan Inggris membawa
dampak dan perubahan yang cukup besar dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat
Indonesia, antara lain:
1.
Indonesia menjadi daerah eksploitasi
karena sumber daya alamnya yang bisa dimanfaatkan dan diperlukan sebagai bahan
baku industry bangsa Barat.
2.
Masuknya para pemodal asing yang
mendirikan pabrik-pabrik besar, seperti pabrik gula dan pabrik kopi.
3.
Mulai adanya sistem pembagian kerja
dengan berdirinya pabrik-pabrik yang ada.
4.
Mulai diadakan pembangunan jalur
darat secara besar-besaran oleh pemerintah kolonial di Pulau Jawa untuk
melancarkan mobilitas dan kegiatan perdagangan, terutama di bidang transportasi
kereta api.
5.
Terjadi urbanisasi besar-besaran di
kota-kota besar di Pulau Jawa terutama Jakarta dan Surabaya untuk mendapatkan
pekerjaan di Industri.
6.
Pemerintah kolonial mengenalkan
masyarakat Indonesia dengan teknologi canggih untuk melancarkan produksi
barang.
7.
Perubahan paham Kapitalisme Muda (neo
capitalism) yang berkembang menjadi Kapitalisme Modern (modern
capitalism).
Namun,
dari dampak positif yang diberikan Revolusi Industri ini kepada Indonesia juga
ada dampak negatifnya, antara lain :
1.
Upah buruh yang ditentukan oleh
majikan tergolong rendah.
2.
Munculnya pertentangan antara kaum
proletar (buruh) dengan kaum borjuis (majikan).
3.
Kaum buruh menjadi objek pemerasan
kaum majikan dengan cara bekerja dengan waktu yang diperpanjang atau dengan
waktu hampir satu hari tetapi dibayar dengan upah rendah.
Dengan
adanya dampak-dampak negatif tersebut, pemerintah berusaha mengatur
industri-industri tersebut agar dikelola dan diatur oleh pemerintah supaya
kepentingan-kepentingan buruh dapat terjamin. Keputusan pemerintah ini juga
mendorong munculnya paham sosialisme di Indonesia.
Pengaruh Revolusi Industri dibidang Manufaktur, setelah kerajinan industri makin berkembang diperlukan
tempat khusus untuk bekerja agar majikan dapat mengawasi dengan baik cara
mengerjakan dan mutu produksinya. Sebuah manufaktur (pabrik) dengan puluhan
tenaga kerja didirikan dan biasanya berada di bagian belakang rumah majikan.
Rumah bagian tengah untuk tempat tinggal dan bagian depan sebagai toko untuk
menjual produknya. Hubungan majikan dengan pekerja (buruh) lebih akrab karena
tempat kerjanya jadi satu dan jumlah buruhnya masih sedikit. Barang-barang yang
dibuat kadang-kadang juga masih berdasarkan pesanan.
Pengaruh Revolusi Industri di bidang Ekonomi. pada saat itu
ditandai dengan pembangunan daerah-daerah industri yang dilakukan secara
besar-besaran dan berpengaruh tidak hanya pada kuantitas barang yang produksi
tapi juga pada kualitas barang yang ikut turut serta mendorong masyarakat dan
kaum borjuis untuk memperbaiki hasil produksi mereka.
Pengaruh Revolusi ini di bidang politik, dapat dilihat dari
adanya kesenjangan antara kaum proletar dengan kaum borjuis yang
menimbulkan kesenjangan sosial, munculnya paham-paham baru yang menggantikan
atau melengkapi paham sebelumnya telah ada, dan berkembangnya paham Liberalisme
yang pada awalnya hanya berkembang di Inggris ketika berlangsung Revolusi
Agraria dan Revolusi Industri ini.
Dalam bidang Sosial, Revolusi ini juga berpengaruh bahkan
sampai era Reformasi saat ini. Ini bisa dibuktikan dengan beberapa kejadian
yang setiap tahunnya selalu berulang, yaitu Demo Buruh. Demo Buruh selalu
dituntut oleh kaum buruh karena sejak masa awal pengaruh Revolusi Industri di
Indonesia, kaum buruh sudah menjadi objek pemerasan kaum majikan dengan cara
bekerja dengan waktu lebih tetapi dibayar dengan upah rendah. Ini menunjukkan
jika masyarakat menyikapi Revolusi Industri saat ini berbeda dengan kaum buruh
saat itu yang menganggap Revolusi Industri sebagai sebuah sistem. Di era saat
ini, Revolusi Industri sudah menjadi penyebab berbagai macam masalah yang
dituntut penyelesaiannya oleh kaum buruh, misalnya saja masih ada konflik
antara penetapan dan pemberian UMR bagi para buruh yang dinilai kurang sesuai
dengan penetapan jam kerja dan tenaga yang mereka gunakan untuk bekerja, kasus
lainnya juga ada masalah outsourcing atau sistem kerja kontrak
yang juga merugikan para pekerja yang sewaktu-waktu bisa diberhentikan dari
pekerjaannya dan para buruh juga menuntut agar sistem outsourcing ini
bisa dihapuskan oleh pemerintah, masalah lainnya juga yang paling banyak
menyebabkan masyarakat Indonesia menjadi pengangguran adalah kurangnya lapangan
kerja bagi mereka yang kalah saing dalam hal kualitas serta rendahnya rasa
sadar diri untuk bisa menciptakan peluang usaha dan bukannya hanya bergantung
pada kaum borjuis sebagai penyedia lapangan kerja. Permasalahan tersebut juga
tidak lepas dari adanya kesenjangan sosial antara kaum protelar dengan kaum
borjuis yang berlangsung sejak awal Revolusi Industri berpengaruh.
Revolusi Industri yang berkembang pada awal abad ke-19 masih
bisa kita rasakan saat ini, khususnya di bidang teknologi yang semakin maju
pesat dengan adanya penemuan-penemuan baru atau pengembangan dari
sistem/teknologi sebelumnya yang mempengaruhi kehidupan saat ini. Pesatnya
perkembangan IPTEK dan kualitas sumber daya manusia yang semakin mengejar
target juga tidak lepas dari Revolusi Industri. Berbagai alat transportasi
mulai dari jalur darat, laut dan udara selalu ada perkembangan seperti
berkembangnya satu sistem kereta api yang akan selalu diperbarui seiring dengan
bertambahnya pengetahuan manusia sebagai sumber daya yang memproduksi barang
tersebut sebagai contoh hasil pengembangan teknologi yang telah dirintis pasa
masa revolusi industri. Berbagai macam alat-alat canggih saat ini merupakan
bukti dari kemajuan teknologi yang telah dirintis sejak Revolusi Industri.
Industri manufaktur Indonesia
menunjukkan pertumbuhan yang baik. Berdasarkan laporan statistik berjudul
“International Yearbook of Industrial Statistics 2016”, industri manufaktur di
Indonesia dilaporkan telah memberikan kontribusi hampir seperempat bagian dari
produk domestik bruto (PDB) nasional. Bahkan Direktur Jenderal Orgaisasi
Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIDO) mengakui Indonesia
sebagai negara urutan ke-10 dunia di industri manufaktur. “Berdasarkan laporan
UNIDO, saat ini Indonesia berhasil mencapai rangking 10 besar negara industri
manufaktur di dunia atau top ten manufacturers of the world,” kata Li Yong
dalam keterangan tertulisny. Li Yong melihat industri di Indonesia cenderung
bisa bertahan di tengah gempuran ekonomi. Ia pun mengapresiasi kerja sama yang
akan dilakukan dengan UNIDO. Kerja sama ini meliputi 13 Sektor. Saat ini baru
ada 5 sektor yang tengah berlangsung. Namun, ke depannya 8 sektor lain juga
akan turut dikembangkan. Kerja sama di bidang Industri ini bernilai US$ 40 juta
atau setara dengan Rp 528 miliar. Komitmen ini ditandai dengan penandatanganan
UNIDO-Indonesia Country Programme 2016-2020 oleh Menteri Perindustrian RI Saleh
Husin dengan Dirjen UNIDO Li Yong. Ke depannya, akan ada delapan proyek lagi
yang akan dikembangkan oleh Kementerian Perindustrian.
Industri
manufaktur di Indonesia pada tahun 2017 mulai menggeliat sebagian produknya
telah berhasil nienguasai pangsa pasar dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia
diprediksi akan berada di posisi tiga besar setelah Tiongkok dan India.
Penjelasan tersebut disampaikan Komisaris Independen BCA dan Unilever Indonesia
Cyrillus Harinowo dalam acara diskusi Kebangkitan Industri Manufaktur Indonesia
di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEE) Universitas Gadjah Mada (UGM). "Saat
ini Indofood, Wings, Mayora, Garuda Foods, ABC, Dua Kelinci, Teh Sosro, Ultra
Jaya adalah nama para pemain lokal yang semakin menggurita”. Bangkitnya
industri manufaktur Indonesia ditunjukkan dengan mulai menguasai pangsa pasar
dunia. Oleh karena itu, kekuatan ekonomi ini menjadi modal bagi Indonesia untuk
menuju ASEAN Economic Community pada tahun 2015. Kebangkitan industri Indonesia
telah terjadi dan jauh melampaui laporan Badan Pusat Statistik (EPS). Industri
makanan dan minumanpertumbuhannya telah mencapai double digit Bidang industri
otomotif mesin dan elektronikajugamengalamaipertumbuhan pesat di atas 20 persen.
la mengatakan, berdasarkan laporan BPS, industri kayu, pulp, paper dan barang
cetakan yang tidak mungkin mengalami pertumbuhan negatif. Sebab pertumbuhhannya
didorong oleh indutsri makanan dan minunian, tekstil, eletronika dan farmasi
untuk kebutuhan packaging. Namun kenyataannya industri kayu di luar Jawa yang
menggunakan HPH justru mengalami penurunan. Sebaliknya industri kayu di Pulau
Jawa bangkit dengan pesat. "Salah satunya industri budidaya kayu sengon
untuk dijadikan plywood, hardboard yang sangat maju pesat". Dia kemudian
mencontohkan perusahaan Sinar Mas untuk minyak sawit, pulp and paper, properti
dan industri keuangan telah ekspansi ke Tiongkok dengan mendirikan 21 pabrik
pulp and paper. Lokasinya di Hainan dan Guangxi. "Sebagian besar pulp
impor dari Indonesia. Lewat Asia Pulp and Paper (APP). Mereka menjadi pemain
nomor satu di Tiongkok Mereka juga punya 4 pabrik di Kanada, dan masing-masing
satu pabrik di Amerika, Francis, dan Jerman”. Untuk industri tekstil, ia
memilih mencontohkan Sritex Solo yang telah membangun pabrik garmen dan unit
spinning mill (pemintalan). Sritex kini memiliki 123 unit spinning mill.
Padahal untuk membangun satu unit membutuhkan dana sedikitnya Rp 400 miliar.
"Benang saja, Tiongkok pesannya ke Sritex. Perusahaan ini juga membuat
pesanan baju pakaian militer Nato dan tentara Belanda.”
Referensin
:
NAMA KELOMPOK :
1. DEWI PURNAMASARI 21216904
2. FIRABIAN 22216851
3. MAHATHIR 24216220